Blog

Sampahnya Kecil, Dampaknya Besar

By March 19, 2019 March 24th, 2019 No Comments
bahaya sampah plastik | garudabag.com

Setiap sampah plastik yang berakhir di lautan adalah mimpi buruk bagi kehidupan biota laut dan juga bagi kita, manusia.
Diperkirakan sekitar 90% sampah yang mengapung ataupun tenggelam di dasar lautan adalah plastik. Sampah plastik di laut akan terurai secara fisika, menjadi pecahan-pecahan plastik yang berukuran lebih kecil, akhirnya menjadi partikel-partikel plastik.

Plastik dalam jumlah dan ukuran apapun dapat termakan oleh satwa laut, termasuk ikan. Bayangkan ikan yang memakan plastik tersebut ditangkap oleh nelayan, dan berakhir di piring makan kita. Hal itu samaartinya kita turut memakan plastik.
Sampah plastik juga mengancam mata pencaharian dan keselamatan nelayan serta merugikan sektor wisata laut. Sampah plastik berupa jaring atau benang pancing dapat melilit di baling-baling kapal nelayan.Sampahkantong plastik dapat menyumbat saluran pendingin mesin sehingga memperpendek usia mesin kapal yang berakibat meningkatnyaongkos perawatan. Sampah plastik juga merusak keindahan laut dan pantai.

Mengapa plastik dapat berakhir menjadi sampah di lautan?
Baru-baru ini di awal 2015, Jenna Jambeck, profesor teknik lingkungan dari University of Georgia Amerika Serikat bersama timnya mempublikasikan hasil penelitian yang pantas menjadi tamparan keras sekaligus tantangan bagi kita semua. Kajiannya mengungkapkan pada tahun 2010 saja ada sekitar 4,8 hingga 12,7 juta metrik ton sampah plastik yang berakhir di lautan. Indonesia sendiri diperkirakan menyumbang sebesar 0,48 hingga 1,29 juta metrik ton sekaligus didaulat sebagai juara dua penyumbang sampah plastik ke lautan. Sementara peringkat pertama dijuarai Cina dengan sumbangan mencapai 1,32 hingga 3,53 juta metrik ton.
Hasil penelitian tersebut jelas menandakan adanya persoalan akut terkait kesadaran masyarakat dan sistem pengelolaan sampah di sebuah negara.

Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk laut agar bebas dari sampah plastik?
Apakah kamu suka berbelanja?
Manusia mengonsumsi setiap hari, dan kebanyakan dari kegiatan konsumsi tersebut menggunakan kantong atau wadah plastik. Sebagian besar plastik yang digunakan sehari-hari berasal dari bahan murahan untuk digunakan sekali pakai lalu dibuang. Sebagian besar sampah plastik terbawa ombak dan arus laut. Lalu hilang dari pandangan.
Apakah plastik tersebut hilang? Tentu tidak. Sampah plastik tersebut bertahan di lautan dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan lebih lama dari  rata-rata usia manusia bertahan hidup. Sampah plastik ini akan terkumpul dalam satu area di tengah laut, area yang terus-menerus menimbulkan pusaran air polusi. Siapa yang sangka sampah yang kita gunakan satu menit bisa menimbulkan kerusakan hingga 100 tahun lamanya?
Saat ini gerakan global untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai telah lahir di banyak kota. Tak sedikit toko kelontong dan supermarket yang menolak memberikan plastik secara cuma-cuma dan bersikeras meminta pengunjung untuk memabwa kantong belanja sendiri. Namun jika kasir tetap menawarkan kantong plastik saat berbelanja, kita selalu bisa mengatakan: saya membawa kantong belanja sendiri, mohon tidak menggunakan kantong plastik.
Konsistensi tersebut bisa dimulai dari membiasakan diri memilah dan membuang sampah pada tempatnya. Selalu membawa tas kain sendiri saat berbelanja dan botol minum sendiri saat berpergian.
Menyayangi laut sama menyayangi diri sendiri. Pastikan laut kita bebas sampah untuk masa depan laut Indonesia! Laut sehat dan terlindungi.

Mau Ngurangin Sampah Plastik ?

admin

Author admin

More posts by admin

Leave a Reply